Mukjizat Al Qur’an tentang Kebumian Ep. 3

By On Monday, October 27 th, 2014 · no Comments · In ,

Oleh: Dr.Eng.Yunus Daud,Dip.Geotherm.Tech.,M.Sc
Ahad,26 Oktober 2012
@Masjid UI,Depok

Al Haaqqah. Malhaaqqah. Wa maa adraka malhaaqqah. Pelan-pelan dan rasakan bunyi bacaan ini. Al Haaqqah, mungkin inilah bunyi kiamat. Menakutkan.

Dan mereka lah orang-orang yang beruntung, yang ketika di suatu hari yang pasti terjadi kelak, menerima catatan amal di tangan kanannya. Beruntung dan bahagia hingga mereka ingin menunjukkannya kepada yang lain, “Ambillah, bacalah kitabku ini”(69:19). Pun sebaliknya bagi mereka yang menerima catatan pada tangan kirinya, tentulah enggan dan takut, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku..”(69:25-26)

Allah menyeru, “Ikat lah mereka, seret mereka, dan lemparkan ke neraka Jahannam” (69:30-31). Inilah balasan bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri. Pun bagi orang-orang yang menelantarkan, tak memberikan makan kepada si fakir lagi miskin (69:34). Naudzubillah… Allah telah menggambarkan betapa mengerikannya neraka itu, betapa panasnya neraka itu, betapa menyengsarakannya neraka itu. Hanyalah nanah dan darah sebagai makanan, yang ketika masuk membakar usus. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa (69:37).

Ketegasan Allah tergambar jelas pada ayat-ayat selanjutnya, “Jika dia (Muhammad) menyelewengkan ayat ini, Allah akan menarik tangan kanannya hingga putus urat jantungnya” (69:44-46). Tegas!!

Allah menggambarkan dan mengingatkan dengan sangat gamblang melalui ayat-ayatnya menyoal hari kiamat kelak. Hari kiamat yang pasti tejadi tetapi tak terdefinisi kapan terjadinya. Renungi, pahami, resapi. Al Qari’ah. Al Zalzalah.

“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah)

“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”. Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatannya. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Al Zalzalah)

Berbagai miniatur kiamat pun telah Allah lontarkan sebagai bentuk peringatan. Gempa di Padang, Sumatera Barat (link video). Gempa dan Tsunami di Aceh (link video). Bagaimana orang-orang berhambur keluar. Bangunan-bangunan kokoh runtuh. Panik di mana-mana. Air laut dengan cepatnya mengguyur daratan, mengejar manusia-manusia yang kelimpungan, meruntuhkan bangunan-bangunan. Manusia-manusia berteriak. Menangis. Ketetapan Allah pastilah terjadi. Maka patut direnungi, sedang apakah kita jika berada di posisi demikian? Sedang mengingat-Nya kah?

Ketetapan Allah pastilah terjadi.

Jepang sangat terkenal dengan daerahnya yang rawan dengan gempa karena posisinya berada di atas tiga patahan. Pada tahun 1995, negara tersebut memiliki sistem tata bangunan yang fleksibel sehingga jika terjadi gempa, struktur bangunannya bergerak. Sangat canggih. Mereka menyangka, teknologi ini dapat membuat mereka aman dari gempa. Tapi ternyata salah! Gempa di Kobe tahun 1995 (link video) meluluhlantakkan bangunan-bangunan di atasnya.
Ketika melihat Jepang, teknologinya canggih dan kokoh. Namun sayang, jiwa mereka rapuh dan lemah karena tak ber-Tuhan. Pohon pun mereka sambah.

Surah at-Thur ayat 1- 10
Demi Gunung Thursina. Dan demi kitab yang tertulis. Pada lembaran terbuka. Dan demi “Al-Baitul Makmur”. Dan demi bumbung yang ditinggikan. “Dan demi laut yang menyala-nyalakan api!!!”
Dahulu para sahabat percaya dengan keimanan mereka bahwa ada api di bawah laut, walaupun mereka tidak pernah melihat laut. Dan Masyaa Allah, kini kita menemukannya.

Sesi Tanya-Jawab
Pertanyaan:
Kita tidak tahu kapan ajal datang. Dan kita belum memprsiapkan apa-apa. Apa yang bisa kita lakukan?

Jawaban:
Semua dari kita gundah, termasuk para ulama dan para nabi. Ibadah yang tidak rajin. Shubuh belum khusyuk. Namun, teruslah berlatih khusyuk dan mengingatnya. Ketika duduk menyembah Allah. Ketika berdiri menyembah Allah. Ketika berbaring menyembah Allah. Senantiasa menginngatnya. Dan jangan berhenti. Hanya Allah yang boleh menghentikannya. Saat nyawa telah kembali ke tempatnya. Jadi pekerjaan dan kesibukan tidak bisa menghentikannya!!!

Jangan sampai ketika duduk dan tanpa mengingat Allah, tiba-tiba dipanggil. Maka khawatirlah jika kelak dipanggil tanpa mengingat-Nya. Ketika sakit, apapun itu, batuk, pusing janganlah berkata, “Sebentar lagi paling sembuh”, karena bisa jadi itulah tanda kematian dari-Nya. Maka tugas kita berlatih untuk terus mengingat-Nya.

===================

Video kajian dapat dilihat di sini : Part 1 dan Part 2

Audio kajian dapat diunduh di sini : Part 1  dan Part 2
Ikuti kajian berikutnya
Info lebih lanjut via Twitter @masjidUI

About Masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X