Pelajaran-pelajaran Aqidah dalam Surat Al-Kahfi

By On Tuesday, July 07 th, 2015 · no Comments · In

Bersama:
Ustadz Ali Fikri, Lc, MA.

Selasa, 7 Juli 2015
⏰ 22.30-23.30 WIB
Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Qs. Al-Kahfi terdiri atas 110 ayat

Dari surah Al-Kahfi kita dapat mengambil hikmah-hikmah penting..

Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir : Usaid bin Ubair pernah membaca surah Al-Kahfi didekat kandang kuda miliknya. Ketika membacanya, kudanya meringkik dan melompat-lompat hingga menendangnya. Di dekat kudanya ia melihat ada gumpalan awan menghampirinya. Keesokan harinya ia menceritakan kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah menjelaskan bahwa awan menggumpal merupakan sekelompok malaikat, karena kudanya melihat sosok yang sebelumnya belum pernah dilihat sehingga ia melompat-lompat. Sekelompok malaikat itu ingin mendengar bacaanmu.
Riwayat tersebut sangat populer..

Rahmat Allah akan menyertai tempat dan orang yang senang membaca Al-quran (surah Al-Kahfi)
Hadits yang diriwayatkan Imam Al- Hakim merupakan hadits yang paling kuat tentang fadillah surah Al-Kahfi, sesuai syarat keshahihan Imam Bukhari dan Muslim.

“Siapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari jumat maka Allah akan memberikan cahaya diantara 2 jumat.” Cahaya tersebut akan menerangi akal pikiran dan kehidupan. Luangkanlah waktu membaca surah Al-kahfi. Membaca surah Al-Kahfi hanya butuh waktu 20 menit.

Sayyid Qutb menafsirkan surah Al-Kahfi memuat kisah-kisah orang shalih. Sebagai berikut:
1. Kisah Ashabul kahfi
2. Kisah seorang pemilik kebun anggur dan kurma, ditengahnya ada air jernih yang mengalir, dia seorang kafir, bangga/sombong, namun Allah hancurkan kesemuanya itu. Di sisi lain, temannya seorang beriman yang miskin, dihinakan oleh pemilik kebun yang seorang kafir itu, namun Allah memuliakan seorang miskin beriman tersebut.
3. Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
4. Kisah Zulqarnain seorang yang shalih, engineer yang mampu membuat tembok raksasa yang terbuat dari besi. Besi dilelehkan kemudian membentuk cetakan- cetakan. Saat ia diminta warga untuk membuat tembok dan ditawarkan sejumlah uang, ia berkata, “Apa yang engkau berikan, tidak lebih dari cukup dengan kemampuan yang Allah berikan kepada saya.” Zulqarnain bersikap rendah hati, tidak materialistis.

Ke-4 kisah tersebut memiliki hikmah pelajaran tersendiri. Menurut Sayyid Qutb, kisah-kisah tersebut memiliki tema yang berisi tentang:
Perbaikan aqidah, pelurusan aqidah
Pelurusan cara berpikir dan cara menilai sesuatu
Pelurusan terhadap nilai-nilai berdasarkan aqidah

Al-Kahfi ayat 4 dan ayat 5 menjelaskan tema pertama, yaitu pelurusan Aqidah
QS. Al-Kahfi ayat 4
“Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: Allah mengambil seorang anak.”

Qs Al-Kahfi ayat 5
“Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.”

Allah ingin memberikan peringatan keras kepada orang yang menyatakan Allah punya anak dan Tuhan ada banyak. Keyakinan tersebut yang mereka miliki tidak memiliki dasar dan bukti karena hanya mengikuti nenek moyang.
Ending Surat Al-Kahfi menjelaskan pelurusan aqidah, penolakan kemusyrikan.

Saat di pesantren, guru mengajarkan, jika kita ingin Qiyamullail/tahajud, membaca ayat akhir surah Al-Kahfi, sangat ampuh untuk membangunkan (seperti alarm) karena dibangunkan malaikat

Ketika kita sedang sholat, sesungguhnya kita berada di ruang hampa, kita berhadapan hanya dengan Allah. Jika saat sholat kita bersin atau meludah, hendaknya membuang ke sebelah kiri, sebab di depan ada Allah, di kanan ada malaikat.

Sabda Rasulllah, ketika kita sholat sesungguhnya kita sedang melakukan mi’raj.
Jika kita ingin berjumpa dengan Allah hendaklah kita beramal shalih dan tidak menyekutukan Allah. Makna tema pertama ini, dialami oleh kisah Ashabul Kahfi.
Qs. Al-Kahfi Ayat 13.

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kisah Ashabul Kahfi:

Mereka tertidur selama 309 tahun. Mereka seorang bangsawan (penasihat kaisar selevel gubernur) dari Romawi. Mereka diperintah untuk menyembah kaisar Romawi ketika kaisar Romawi mengunjungi mereka. Semua orang menyembah kaisar, namun Ashabul Kahfi menolak karena mereka meyakini bahwa yang pantas disembah ialah Tuhan mereka, yaitu Tuhannya Nabi Isa, yaitu Allah. Kaisar memerintahkan prajuritnya untuk membunuh mereka. Sebelum dibunuh, mereka dipenjara. Namun, ada jendral yang menyelamatkan meraka pada malam hari. Maximus (salah satu tokoh sentral Ashabul Kahfi, Ashabul Kahfi ada 3 orang dan 1 ekor anjing. Menurut Ibnu Katsir yang mengambil pertengahan, ada 5 termasuk anjing) mereka bersembunyi di dalam gua. Ia menyebut dan berdoa kepada Allah, kemudian dilihat oleh seorang pengembala kambing. Pengembala ini kemudian termasuk dalam Ashabul Kahfi. Maximus pergi menjauhi wilayahnya hingga Alllah memberikan ilham agar mereka berlindung di dalam gua atas tuntunan Allah. Hingga suatu waktu mereka ketahuan kaisar, bersembunyi di dalam gua. Namun, Allah memberikan rahmatnya kepada mereka. Allah menjadikan gua tersebut sangat nyaman hingga mereka tertidur selama 309 tahun. Tatkala mereka tertidur, matahari yang terbit dari arah timur akan menyinari punggung mereka. Mereka membelakanginya. Secara medis, orang yang tidur terlalu lama akan menyebabkan kelumpuhan. Cahaya matahari menormalkan sistem di dalam tubuh. Namun Ashabul Kahfi, Allah berikan rahmatNya. Dan saat kaisar beserta militernya mengetahui mereka di gua dan siap membunuhnya, namun Allah menjadikan gua tersebut menyeramkan. Semua orang yang masuk akan merasa ketakutan. Sehingga gua tersebut di tutup.

Tema kedua yakni penilaian cara berpikir. Terkisah dari para Ashabul Kahfi, mereka berselisih pendapat tentang lamanya mereka tidur. Sehingga Sayyid Qutb berpendapat bahwa jika kita tidak mengetahui suatu perkara maka katakanlah yaitu hanya Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Pemilik ilmu. Begitu pula kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Nabi Musa merasa paling berilmu, namun Allah berpendapat ada yang lebih berilmu dari Nabi Musa, yaitu Nabi Khidir. Nabi Musa kemudian berguru kepada Nabi Khidir. Pelajaran Nabi Musa berguru :

Pertama, saat naik perahu. Perahu tersebut dilubangi oleh Nabi Khidir. Nabi Musa bertanya “mengapa”

Kedua, mereka bertemu anak kecil. Anak tersebut dibunuh Nabi Khidir. Nabi Musa kembali bertanya “mengapa”. Hingga Nabi Musa berkata jika ketiga kalinya ia bertanya, maka cukup sampai disini Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir.

Ketiga, mereka menemukan rumah yang dindingnya miring seakan roboh. Namun, Nabi Khidir membiarkannya ketika musa akan membetulkannya. Maka Musa kembali bertanya “mengapa”. Itulah pertemuan terakhir Nabi Musa dalam berguru bersama Nabi Khidir. Kemudian Nabi Khidir menjelaskan semua hal yang dilakukannya.

Perahu tersebut milik fakir miskin, jika kita sampai diseberang dgn kondisi perahu yang masih bagus, maka akan dirampas oleh penguasa keji. Sehingga aku lubangi agar tidak dirampas oleh para penguasa.
Atas izin Allah, Nabi Khidir diberikan pengetahuan bahwa anak tersebut ketika besar akan menjadi kafir dan mengajak kedua orang tuanya kafir.
Dibalik dinding yang miring, terdapat peningggalan 2 harta anak yatim. Sehingga hartanya dibiarkan terjaga. Ayahnya seorang yang shalih sehingga anaknya akan dipelihara oleh Allah. Allah akan menjaga orang shalih.

Kemudian Nabi Khidir berkata bahwa apapun yang dilakukan seorang pemuda harus berdasarkan petunjuk Allah. Hal inilah yang disebut dengan pelurusan cara berpikir dan menilai.

Kisah tentang Zulqarnain, seorang engineer suatu saat mendapat aduan warga bahwa seorang yang kejam telah menghancurkan kebun dan ladang warga. Ia disewa oleh warga utk membuat tembok besi dengan diberikan sejumlah uang. Namun ia berkata bahwa kemampuan yang Alllah berikan padaku sudah sangat banyak. Kisah tersebut mengajarkan bahwa jangan selalu menjadikan segala sesuatu bernilai komersial.
Semua kisah tersebut merupakan pelurusan cara berpikir.

Tema ketiga yaitu pelurusan terhadap nilai dunia berdasarkan  aqidah. Kisah pemilik kebun pada Qs. Al-Kahfi ayat 31-42. Pemilik kebun seorang kafir yang sangat bangga dan sombong akan kebun milikinya. Ia meremahkan seorang beriman yang miskin. Suatu hari kebunnya hacur akibat wereng, ia menyesal dan ingat Allah. Sedangkan seorang beriman dimuliakan Allah. QS.Al-Kahfi ayat 45

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

❓Tanya-jawab
Q : apakah fadilah membaca Al-Kahfi di hari Jumat, apakah haditsnya kuat? Mengapa di masyarakat kebanyakan membaca yasin saat malam jumat?
A: fadilah Surah Al-Kahfi termasuk di dalam hadits shahih. Terkait QS. Yasin, Rasulullah menganjurkan bahwa QS. Yasin memiliki fadilah untuk mempermudah sakaratul maut. Meski memang QS. Yasin merupakan jantungnya Al-quran. Setiap surat di Al-quran memiliki fadilah masing-masing. QS. Al-Mulk, jika membacanya akan menyelamatkan dari siksa kubur. Fadilah-fadilah tersebut dapat kita pelajari dalam hadits. Seharusnya dalam memahami hadits, kita harus belajar metodologi hadits. Kebanyakan masyarakat, belum memahami mana saja hadits yang shahih/dhaif. Sehingga hal yang dilakukan sering menjadi kurang pas.

Wallahu’alam bishshawab.

Karena kami tidak sekedar memberi informasi tapi senantiasa untuk selalu menginspirasi

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

: mesjidui.ui.ac.id
: bit.ly/mesjidui
: @masjidUI | @Ranting_hijau

About Masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X