Kalau Sudah Tiada, Baru Terasa

By On Friday, July 31 st, 2015 · one Comment · In ,

Bersama : Ust. Syahroni Mardani, Lc.

Rabu, 15 juli 2015
Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Allah berfirman
Q. S. Al-Baqarah : 183

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, menjelaskan hikmah-hikmah tentang puasa, meskipun ramadhan telah berlalu. Salah satu hikmah-hikmah tersebut ialah :
➡Ashaumi ta’riful bi nikmat. Menjelaskan betapa banyaknya nikmat yang diberikan Allah swt kepada kita. Nikmat dapat kita rasakan manakala ia sudah tiada. Saat kita puasa, air pun menjadi suatu nikmat. Yang namanya nikmat, ketika dilarang dan tiada maka akan terasa sekali nikmat itu.

Kadang kala kita lupa atas nikmat-nikmat yang Allah swt berikan. Kita lupa nikmat sehat jika kita sudah merasakan sakit. Sehat itu nikmat, melihat, mendengar, berbicara, orang tua, masa muda, menikah, dsb. Semua itu nikmat. Maka jagalah nikmat Allah swt itu,kalau sudah tiada maka baru terasa.

Salah satu doa untuk mensyukuri nikmat ada di dalam doa penutup majelis: “Ya Allah, jadikanlah aku dapat menikmati pendengaran dan penglihatanku, dan jadikanlah keduanya pewaris dariku, dan tolonglah aku atas orang yang menzalimiku, dan ambilah darinya pembalasanku.”

Hidup yang paling nikmat adalah manakala kita masih punya orangtua. Kita akan merasakan nikmat tersebut jika orangtua telah tiada. Jika orangtua telah meninggal,kita akan kehilangan keberkahan dari doa orang tua. Mertua juga merupakan orangtua.

Doa Rasulullah agar nikmat tidak hilang: “Ya Allah aku berlindung padamu dari hilangya nikmat-Mu, dari hilangnya kesehatanku, kedatangan azab-Mu yang mendadak dan dari segala Murka-Mu”.
Nikmat memiliki orang tua sering dilupakan.

Masa muda juga suatu nikmat. Jangan bersedih jika masih ‘jomblo’. Manfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya.

Cara mensyukuri nikmat, kita harus menerima dengan ekpresi senang, hal yang paling spontan mudah dilakukan ialah minimal mengucapkan hamdalah “Alhamdulillah” atau sujud syukur (sujud yang tanpa harus bersuci,tanpa menutup aurat). Terkadang kita menerima nikmat biasa saja,tanpa ekspresi syukur.

Dalam Q. S Al-Israa : 23
” وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Makna ayat ini dalam kitab Al-Bukhari : Janganlah engkau tahan-tahan keinginan orang tua mu (apabila berjanji kepada orang tua, maka penuhilah janji itu).

Persatuan juga merupakan nikmat.
Q. S. Ali-Imran : 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Setiap zaman atau masa, memiliki kekurangan dan kelebihan. Berkaitan dengan persatuan, zaman orde baru,pemerintah sangat tegas, terbukti jika menetapkan idul fitri, maka seluruh Indonesia serempak.

Jika menyatakan perbedaan adalah rahmat, maka perlu diluruskan bahwa persatuan ialah suatu nikmat. Sehingga perlu disyukuri agar tetap bersatu.

Q. S. Ali-Imran : 183
الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api”. Katakanlah: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

Memiliki pekerjaan itu adalah nikmat. Nikmat tersebut akan terasa jika sedang menganggur. Oleh karena itu, bekerjalah yang baik dan professional. Perusahaan yg memiliki karyawan yang baik, rajin, maka perlu dihargai karena itu merupakan nikmat. Karyawan tersebut sebagai aset perusahaan.

Hari ini, malam terakhir ramadhan, maka marilah kita optimalkan ibadah kita. Kita masih bisa memberikan sedekah untuk berbuka puasa di hari besok.

Di malam ini, kita optimalkan ibadah kita bermunajat kepada Allah swt.
“Sesungguhnya amal perbuatan itu,akan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari)

Q. S. Al-Israa : 107-109
قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا

Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,

Ayat : 108

وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا

dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”.

Ayat : 109

وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا ۩

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda : “Allah swt turun ke langit dunia pada setiap malam, yakni saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman: ‘siapa yang berdoa kepadaku niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.”
(HR.Muslim)

Ada 3 orang yang doanya akan di ijabah (mustajab) oleh Allah swt :
1. Pemimpin yg adil
2. Orang yang di dzalimi
3. Orang yg berpuasa hingga ia berbuka. Terutama menjelang berbuka puasa.

Menikah adalah nikmat. Aisyah ra menceritakan, Rasulullah bersabda “Rasulullah saw menikahiku di bulan Syawal dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah ra dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR.Muslim)
Menikah di bulan syawal adalah sunnah. Memiliki keluarga yg sakinah, mawaddah dan rahmah itu adalah nikmat.Jangan rusak nikmat tersebut dengan sikap nakal kita (para suami/istri).

Mudah-mudahan kita tergolong orang yg telah memanfaatkan ramadhan dan bisa bertemu lagi di ramadhan berikutnya. Kita boleh bersedih dengan kepergian ramadhan, namun jangan sampai kesedihan kita akibat menyesal karna kita kurang mengoptimalkan ramadhan.

[Tanya~Jawab]

1. Perbedaan adalah rahmat, persatuan adalah nikmat. Pernyataan yang kontardiksi.bagaimana tanggapan ustadz?
Jawab : Terkadang kita berbeda pendapat namun jangan sampai terpecah belah. Rasulullah saw pun mengalami perbedaan pendapat pada istrinya. Salah satunya tentang pengucapan salam seseorang kepada rasullah saw dengan kata yang mengejek. Aisyah memprotes Rasulullah karena telah di hina. Rasulullah pun menjawab santai dan bijak. Hal tersebut menimbulkan perbedaan pendapat antara rasulullah dan Aisyah dalam menyikapinya. Selain itu Rasulullah juga mengalami perbedaan pendapat dengan para sahabat. Hal tersebut tidaklah menjadi suatu perpecahan, justru menimbulkan sikap saling menghargai. Sahabat pernah bertanya, bagaimanakah beragama yg baik? Maka rasulullah menjawab, beragama yg baik ialah hanif (lurus) dan tasamuh (toleran). Dikaitkan, misalnya kita (laki-laki) saat sholat, celananya bolong sedikit, maka hal itu dalam agama mengedepankan sikap toleran (memaklumi). Hal lainnya, jika sholat, syaratnya kan harus bersih dari najis, ketika kita sholat ada sedikit darah nyamuk, maka hal tersebut dimaafkan (dimaklumi) karena yg sedikit-sedikit itu di maafkan. Di dalam bermasyarakat,agama yg bersifat hanif (lurus) harus di dampingi dengan sikap tasamuh(toleran). Dalam Islam, beragama diperlukan ijtihad. Persatuan adalah nikmat, maka inilah yg perlu ditekankan agar tidak terjadi perpecahan.

About Masjid

One Comment on “Kalau Sudah Tiada, Baru Terasa

Leave a Reply

Your email address will not be published.

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

Open chat
X