Membangun Pilar-Pilar Keluarga Tangguh

By On Thursday, July 10 th, 2014 · no Comments · In , , ,

oleh: Budi Dharmawan.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Kalau ingin mengetahui kondisi masyarakat kita saat ini bisa melihat potret keluarga saat ini. Kalau pada hari ini masih melihat anak anak di tanah lapang saling berkejar mendapat layang layang putus, ada satu anak yng mendapat dan yang lain merasa menerima. Atau anak anak lain malah merobek-robek layang layang tersebut.

Masyarakat indonesia ke depan bisa dilihat atau diprediksi dengan kondisi keluarga saat ini.

2 Pilar Keluarga Sakinah Dalam Islam:

1. Tarbiyatul Aulad / Pendidikan Anak

2. Robbatul Bait / Kerumahtanggaan

Kedua pilar ini menopang secara bersama-sama

Keluarga tangguh adalah keluarga yg mampu meniti karir atau dapat menghantarkan anggotanya ke dalam pintu surga. Seperti yang difirmankan Allah pada At Tahrim : 6

Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu….” QS At Tahrim:6

Keluarga kita dikatakan berhasil jika bisa menghantarkan anggota keluarganya ke depan pintu surga. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang punya garis hubungan antar anggota keluarga positif. Caranya adalah mampu melihat masing masing dari anggota adalah bank dan yang lain bisa membuka rekening pada anggota lain. Bank di sini yg dimaksud adalah rekening bank emotional. Penting untuk diperhatikan apakah saldo kita adalah negatif atau positif.

3 Landasan Penyangga :

Mengingatkan kita kepada awal pertama membentuk sebuah keluarga.

  1. Mempunyai komitmen bersama pada tujuan bersama

Apa komitmen awal membentuk sebuah keluarga. Komitmen adalah suatu hal yang penting. Keluarga harus dipertahankan bukan karena alasan cinta, tapi karena kita sudah terlanjur membuat komitmen, bukan hanya di hadapan manusia tapi juga di hadapan Allah.

Menikah dgn cara islam berarti membuat komitmen dgn Allah (panggung alam semesta). Berbeda dengan menikah di catatan sipil berarti hanya di panggung dunia. Ketika seseorang memutuskan bercerai, buka buku tamu pada saat pernikahan. Datangi satu satu tamu tersebut atau kumpulkan mereka dan kembalikan janji komitmen kita menikah di depan mereka.

  1. Saling dukung dan saling menerima sebagai individu yang tidak sempurna

  2. Kesiapan saling berbagi, rasa syukur dan rasa sabar harus dibagi silih berganti

Rasa sabar dan syukur harus dibagi saling berganti. Harus bersabar dengan kekurangan suami atau istri dan bersyukur terhadap kelebihan suami atau istri.

5 Pilar Penyangga Keluarga :

Ketakwaan. Harus dimulai dengan ketakwaan karena dua anak manusia tidak akan berdamai dengan yang ada di langit. Berdamai dengan Yang memiliki langit dan bumi. Ketakwaan yang menjadi landasan dua anak manusia akan berdamai. Harus dua-duanya berdamai.
Kesetiaan. Membentuk sebuah keluarga, tidak dimulai dengan mencari istri (akan muncul subjektivitas) tapi mulailah dengan mencari ibu dari anak-anak kita. Kesetiaan dan selingkuh harus diartikan dengan seluas-luasnya. Harus ada ijin prinsip dari istri/suami. Contoh, selingkuh ekonomi berarti membelanjankan uang suami berlebihan, selingkuh sosial seperti menanyakan masak apa, tapi sudah tahu istri nggak bisa masak

Kasih sayang. Harus berjalan dua-duanya. Tidak boleh kasih saja, dan tidak boleh sayang aja.

Komunikasi. Komunikasi bukan hanya apa yang kita sampaikan, namun juga apa yang kita terima.

Keterbukaan dan Kejujuran. Komunikasi tidak cukup tanpa keterbukaan dan juga kejujuran. Salah satu petunjuk untuk kita mengetahui keterbukaan suami/istri adalah dengan rumus: kutahu yg kaumau. Kau tahu yang kumau.

 

About Masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X