Islamic Worldview

By On Wednesday, July 08 th, 2015 · no Comments · In

Bersama:

Ustadz Banu Muhammad

 

Rabu, 8 Juli 2015

⏰ 05.00-06.30 WIB

Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok

Dengan menyebut nama Allah yg maha pengasih lagi maha penyayang

Cara manusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya.

 

Worldview merupakan pandangan hidup, fikrah, visi ke depan

Kisah : Ada seorang kakek yang menanam kurma dalam usianya yang sudah tua. Dia tahu, dia tidak akan bisa menikmati hasil buah dari yg di tanamnya itu. Namun dia tetap menanamnya karena yg diharapkannya adalah kemanfaatan . , sebuah amal jariyah yg akan diwariskan ke generasi setelahnya.

Nabi sudah menyampaikan fase2 perjalanan islam. Khilafah islamiyah akan bangkit kembali. Persoalan yang esensial bagi kita bukan terletak pada kapan terjadinya khilafah tersebut. Sebab, masa itu akan terjadi pada masa kita atau kemungkinan pada zaman keturunan kita. Kita tidak bangkit pun prediksi Nabi itu pun akan terjadi. Kita sekarang perlu mempersiapkan diri sebagai elemen perubah. Dengan cara konsisten; istiqamah memperbaiki akidah, melaksanaan syariat, memperbaiki akhlak. Sekalipun kita tidak sadar, tidak bangun, tidak bergerak, fenomena kebangkitan ummat Islam itu pasti terwujud, dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Para ulama menggunakan terma khusus untuk pengertian worldview ini, meskipun berbeda antara satu dengan yang lain. Maulana al-Mawdudi mengistilahkannya dengan Islami nazariat (Islamic Vision), Sayyid Qutb menggunakan istilah al-Tasawwur al-Islamy (Islamic Vision), Mohammad Ashif al-Zayn menyebutnya al-Mabda’ al-Islamy (Islamic Principle), Prof. Syed Naquib al-Attas menamakannya Ru’yatul Islam lil wujud (Islamic Worldview). Meskipun istilah yang dipakai berbeda-beda pada umumnya para ulama tersebut sepakat bahwa Islam mempunyai cara pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.

 

Sudut pandangan, pola pikir, islam itu vission, “visi islam”.

 

Utk melihat cara berpikir islam dan barat :

Barat           :  Islam

Knowledge : Ilm

World           : alam

Universe     : al alamiin

Sign             : alamaat

God              : al aliim

 

Bagi umat islam Ilmu adalah segala hal yg bisa membuat kita semakin dekat dengan Allah swt.

 

Menurut umat Islam/muslim ilmu adalah Alat utk menelaah alam semesta kerena merupakan tanda2 kehadiran Allah swt.

Sedangkan menurut orang barat ilmu itu terpisah, tidak ada kaitan antara knowledge dan God.

 

Kalau aturan yg dipakai selain Allah, maka bersiap-siap akan terjadi kerusakan di muka bumi. Karena aturan yg semestinya tdk dipakai, yaitu aturan Allah swt melalui Al Quran.

 

Mindset  mereka adalah anti Tuhan, tidak peduli aturan Allah swt. Agama hanya dianggap sebagai kebudayaan semata.

 

Hendaknya kita sebagai umat islam menuntut ilmu yg bisa mendatangkan kebenaran, karena kebatilan itu hakikatnya akan hancur walau dikemas sehebat apapun.

Kita menjadi pribadi yang bermanfaat, kita kaitkan ilmu yg kita pelajari dengan Quran (sumber aturan dari Allah).

 

Orang yg cerdas adalah orang yg bisa membaca ayat2 Allah swt. Dia mencari-cari tanda2 kebesaran melalui penjuru langit, alam sekitar, melalui ciptaan2nya. Kita hidupkan kembali nilai2 keislaman dengan sebaik2nya, jadi kita akan memiliki pemikiran yg berbeda dengan orang sekuler.

 

Ada ribuan doktor yg bisa dikumpulkan, kemudian diberikan fasilitas. Maka akan menghasilkan islam yg maju.

 

Pada zaman dulu ketika sekuler belum mengenal optik, sabun mandi, kita peradaban muslim sudah mengenalnya. Banyak ilmuan2 muslim yg sudah maju secara keilmuan, yg dengan keilmuannya itu membuat islam sudah maju secara peradaban, tugas kita saat ini adalah menghidupkan kejayaan islam kembali. Seperti membalikkan roda, hari ini kaum muslimin kita di hegemoni oleh pemikiran barat. Kita terkadang tidak sadar,

Fisip, Ekonomi, FIB, dalam pembelajarannya banyak yg bersumber dari pemikiran barat. Sedangkan suasana mipa mengarahkan ke kebenaran.

 

Hakikat Ilmu adalah Ilmu dalam islam harus menuntun kita untuk dekat kepada Allah swt, mendekatkan ke kebenaran, karena bersumber dari Al aalamiin

 

Tugas kita adalah melakukan penguatan2 diri untuk menemukan rahasia2 alam, sehingga kita bisa kembali kepada Allah swt.

 

Q. S An-Nisa 126

 

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

 

“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.”

 

Islamisasi ilmu adalah sebuah kebutuhan bukan kemewahan intelektual. Mensibghahkan diri kepada  sibghatullah. Berfikir dengan pemikiran islam, maka akan menjadi manusia yang mulia. Namun ketika hilang sibghatullah, maka manusia akan lebih rendah dari hewan.

 

Q. S. Al-Araf : 179

 

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

 

3 Ayat2 terpanjang dalam Al Quran mengajarkan kepada kita mengenai :

 

1. Piutang

2. Waris

3. Hubungan mahram

 

“Letakkan dunia ditanganmu, bukan dihatimu”

 

Kalau mempunyai hutang catat, atau hadirkan saksi.

 

Landasan islamisasi ilmu adalah dengan mengembalikannya berdasarkan aturan Allah swt yaitu berdasarkan Quran & Hadist.

 

Kita harus senantiasa berdoa agar kita terlindung dari ilmu yg tdk bermanfaat

 

اَلَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسِ لاَ تَـشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يَسْـتَجَابُ لَهَا

 

Artinya : “Ya ALLAH, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dan hati yang tidak khusyu’, dan dari jiwa yang tidak pernah puas dan dari do’a yang tidak terkabulkan.”

 

Sekularisme; Kapitalisme;Materialisme ;Liberalisme; Semuanya memiliki Ibu yg satu yaitu anti islam.

 

Efek kapitalis sangat dahsyat sekali.

Perputaran uang perusahaan dunia melebihi indonesia. Ketika fokusnya profit tidak peduli pada lingkungan. Kita sering terbawa harga, makin kaya makin pelit. Dalam islam diajarkan untuk meneluarkan harta.

 

Doa dari penyakit hati Allahumma inni auzubika minnal hammi wal hazan dst..

 

Allah mnciptakan manusia utk beribadah. Ketika bekerja, kita menghamba, sehingga kita akan memakai aturan Allah swt. Lakukanlah spiritual interest, lakukan hal yang essensinya hanya kepada Allah swt. Potret kehidupan Islami yg terlihat adalah ketika ramadhan, karena saat itu manusia akan berlomba-lomba dalam kebaikan. Begitulah suasana yg dibangun.

 

Ilmu tertinggi ada di dalam Al Quran.

Q. S An-Naml : 38-40

Ayat 38

قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

 

Ayat 39

 

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

 

Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.

 

Ayat 40

 

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

 

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

 

Apa yang telah dikisahkan dalam Q. S An-Naml : 38 – 40, tersebut di atas, merupakan suatu petunjuk nyata akan kecanggihan teknologi yang telah dimiliki oleh Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya, dimana dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi, umat Nabi Sulaiman mampu menciptakan teknologi teleportasi, yaitu teknologi memindahkan suatu obyek dari jarak jauh hanya dalam waktu sekejap, yang mampu mengungguli kemampuan bangsa jin yang hanya mengandalkan pada kekuatan dan kecepatan fisiknya saja.

 

Teknologi teleportasi ini mungkin masih sulit untuk dipahami oleh sebagian besar umat Islam, terutama bagi mereka yang masih berpikiran awam. Bahkan pada zaman modern sekarang ini, teknologi teleportasi tersebut pun belum ditemukan, dan oleh sebagian orang, teknologi ini masih dianggap sebagai khayalan dunia sains fiksi belaka, sehingga sulit dipercaya apabila pada zaman dulu, di zaman Nabi Sulaiman yang hidup kurang lebih 3.000 tahun yang lalu, teknologi ini telah berhasil dicapai dan dipergunakan secara sempurna.

 

Mengapa saudara sepersusuan tdk boleh menikah? Karena ketika berusia dibawah 2 tahun, ketika menyusu dengan ibu yg sama, maka sifat genetika yg diwariskan akan sama, sehingga anak tersebut akan memiliki hubungan kekerabatan yg dekat. Jika menikah maka akan menghasilkan antibodi yg buruk, imunitasnya tidak bagus, dan akan mewariskan penyakit.

 

Kisah Nabi Isa a.s, Menunjukkan kekuasaan Allah dengan berbagai mukjizatnya. Yaitu menyembuhkan orang buta, menghidupkan orang yg sudah mati. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan setiap waktu, hanya waktu2 tertentu saja. Sedangkan Al Quran, akan terus menunjukkan kekeuasaan Allah, berlaku hingga sekarang.

 

Ilmu sains harus diislamisasi. Untuk membuka tabir Allah swt, agar menjadi ilmu  yg bisa mendekatkan kepada kebenaran.

 

Perbedaan antara Pemikiran Islam & Sekuler.

 

⏩Tujuan :

– Islam => Allahu ghoyatuna.

Meneliti di lab, kerja sosial, sholat .

Niatnya karena Allah swt, Lillah,  maka tidak akan pernah kita merasa lelah ataupun kecewa, itulah kita sebagai kaum muslimin.

– Sekuler =>  material.

Uang, bisa juga dalam bentuk emas batangan, menumpuk kekayaan. Karena dasar berfikirnya jauh dri Allah.

 

⏩Rasional

– Islam menggabungkan antara spiritual dan material

– Sekuler memisahkan antara spiritual dan material. Karena tujuannya hanya materi.

 

⏩Sumber :

– Islam : Wahyu Allah, sunnah nabi

– Sekuler : Pemikiran manusia

 

⏩Cara berfikir :

– Islam : Berbasis kepercayaan kepada Allah swt

– Sekuler : Hukum alam yg deterministik

 

⏩Implikasi pergerakan :

– Islam : semangat persaudaraan, harmoni

– Sekuler : Individualis

 

✨”Closing Statement”✨

Satu hal, Al islam itu tinggi dan mulia. Jika sekarang kita melihat islam itu rendah, maka kita harus membangkitkannya kembali. Rendahnya saat ini jika tidak segera dihentikan maka akan mengakibatkan keberlanjutan peradaban yg buruk, yg semakin jauh dari nilai2 islam.

 

Izzah islam: kualitas keisalaman yg baik. Yaitu dengan Islamisasi pengetahuan. Islam Allah berikan Al Quran,

Jangan cuma dihafalkan, bawalah Quran sebagai sumber pengetahuan yg mencerahkan dunia islam.

 

Kembalikan kesadaran kita utk dekat dengan Al Quran, berinteraksi dengan Al Quran, tapi implikasikan utk lebih bermanfaat.

Baca dengan mentadabburinya dan gunakan untuk mewarnai kehidupan kita sebagai hamba. Sehingga nantinya melihat islam sebagai  rahmatan lil’alamiin.

 

Wallahu a’lam bishshawab

Karena kami tidak sekedar memberi informasi tapi senantiasa untuk selalu menginspirasi

: mesjidui.ui.ac.id

: bit.ly/mesjidui

: @masjiUI | @Ranting_UI

About Masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X