“Agar Hati Tidak Tertipu Hiasan Dunia”

By On Wednesday, September 16 th, 2015 · no Comments · In

Bersama : Ustadz Dr. Eng.Yunus Daud, Dipl. Geotherm. Tech., M.Sc

|Ahad, 30 Agustus 2015 |07.00-09.00 WIB |Aula Utama Masjid UI Depok|

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Q. S. Al-Hadid :

[Ayat 16 ]
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik

[Taujih]
Semoga Allah senantiasa menjadikan hati kita hati yang salim, hati yang bersih, hati yang dihiasi oleh cahaya-cahayaNya. Sehingga memancarkan cahaya kebaikan.

Tidak akan bermanfaat semua yang kita miliki ketika menghadap-Nya kecuali orang-orang yang kembali dengan memiliki hati yang bersih.

Marilah kita senantiasa beramal dalam kebaikan, sekecil apapun itu,  karena kita tidak tahu mana amalan kita yang membuat-Nya ridha dan menghantarkan kita menuju surga-Nya.

Agar hati tidak tertipu hiasan dunia, kita harus dapat melihat apa hakikat dunia itu. Mungkin hari ini kita ingat, namun belum tentu besok kita masih ingat. Mungkin hari ini kita dapat khusyu’, namun belum tentu besok kita masih khusyu’. Dan ketika sakaratul maut datang, kita tidak tahu dicabut dalam keadaan seperti apa. Semoga kita senantiasa mampu melakukan amal yang walaupun sedikit namun bisa konsisten.

Ayat dalam surat Al-Hadid ini memberikan pengingat-pengingat kepada hati kita. Sindiran dan teguran terhadap hati kita. Dalam Asbabun Nuzulnya, ayat ini disampaikan untuk kaum muslimin di Madinah yang baru saja hijrah dari Makkah. Ketika di Makkah, kondisinya berat, sebagaimana di Rohingya. Di Makkah hidup tidak nyaman bagi orang yang beriman, diintimidasi, diteror, dan dianiaya. Muslim yang lemah menjadi sasaran bagi mereka. Blokade, embargo, mirip sekarang yang terjadi di Gaza dan Palestina. Hidupnya berat untuk menjaga iman.

Sebelumnya di Makkah diberi kesulitan dalam beribadah. Bagi yang tinggal di Makkah itu punya dua pilihan, antara pilihan selamat atau celaka. Sedangkan di Madinah hidup lebih nyaman, Alhamdulillah dapat diterima oleh kaum Anshar.

Orang yang hatinya keras itu jauh dari Allah, orang yang hatinya keras itu tidak suka membaca Al Quran.

Visualisasi kehidupan di akhirat ini memang harus dibangun. Jangan sampai hati kita menjadi keras, dan menjadi orang fasiq, yaitu orang yang tahu kebenaran namun tidak menjalankan kebenaran tersebut.

[Ayat 17 ]
اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya

[Taujih]
Hati itu harus dihidupkan. Sebagaimana tanah yang kering, bagaimana kita menyuburkannya kembali. Itulah dunia jangan sampai tertipu dengan keindahan dan kelebihan yang ada di dunia. Yang menghidupkan hati ini siapa? Allah, maka kita harus menjaga konektivitas kita dengan Allah swt., marilah kita senantiasa menguatkan hubungan kita dengan Allah swt. Nabi Muhammad SAW senantiasa meletakkan Allah swt dalam hatinya. Bagaimana dengan kita? Apa yang selalu kita pikirkan?

[Ayat 18]
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak

[Taujih]
Pinjamilah Allah swt. dengan pinjaman yang baik. Apa yang kita miliki ini adalah milik Allah swt. Pinjami Allah swt dengan apa yang kamu mampu, karena Allah telah berjanji akan menggantinya dengan kebaikan yang berlipat ganda, dan kita juga akan mendapat pahala yang mulia dari-Nya. Orang-orang yang mulia adalah orang yang menjadi saksi bahwa ajaran-ajaran kebenaran telah diajarkan oleh Rasulullah. Kita siap untuk menjadi saksi bahwa kebenaran telah disampaikan. Kita menjadi saksi bahwa Nabi Muhammad saw telah menunaikan risalah kebenaran. Hanya yang diizinkan oleh Allah-lah yang bisa masuk surga. Dan orang pertama yang diizinkan oleh Allah adalah Rasulullah, maka kita wajib menaatinya. Mari kita memperbanyak kirim salam kepada Nabi Muhammad SAW. Mari kita menjadi umat yang kelak bisa mendapat syafa’at darinya.

Dalam hadist Nabi, disebutkan bahwa di neraka itu terdapat jurang. Berarti neraka itu sesuatu yang letaknya amat sangat dalam.

[Q. S. Al Imran : 103]

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk

Mari kita kuatkan diri dengan ayat-ayat ini, sehingga bisa melembutkan hati kita, karena ada azab yang keras. Semoga kita kelak langsung dapat masuk ke dalam surga tanpa diazab dahulu di neraka. Tetapi juga akan ada hamba-hambaNya yang harus mampir dahulu ke neraka untuk dibersihkan dosa-dosanya.

Sungguh dunia ini adalah kesenangan yang menipu.

[Ayat 21]
سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar

[Taujih]
Orang-orang yang Allah kehendaki masuk surga adalah yang mau menerima hidayah. Kalau ada orang yang mendekat kepada Allah maka Allah juga akan mendekat.

[Q. S Al Hadit : 22-24]

[Ayat 22]
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah

[Ayat 23]
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri

[Ayat 24]

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ ۗ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji

[Taujih]
Bencana yang menimpa kita sebenarnya sudah ada catatannya. Setiap apa yang terjadi pada kita itu sudah ada skenarionya dari Allah swt., mari kita sikapi dengan sikap terbaik yang mampu membuat Allah swt semakin sayang dan ridha kepada kita.

Tidak akan menimpa kepada kita melainkan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah swt kepada kita, dan hanya kepada Allah-lah kita berserah diri. Sehingga ketika kita tertimpa sesuatu kita bisa menghadapinya dengan lebih lapang.

Agar kita tidak berduka cita terhadap apa yang luput daru kita, mari kita senantiasa bersyukur atas segala sesuatu yang Allah swt karuniakan. Dan kita jangan sampai terlalu gembira atau histeris ketika diberi nikmat ataupun ujian dari-Nya.

Nikmat ketika kita senantiasa melibatkan Allah swt dalam segala hal. Kita akan siap dalam segala kondisi. Dan Allah swt sangat membenci orang-orang yang sombong lagi kikir.

Kita diminta oleh Allah swt agar tidak tertipu dengan keindahan dunia.

Rasulullah saw bersabda,” Sungguh menakjubkan perilaku orang mukmin. Semua keadaan baik baginya. Jika memperoleh kesenangan dia bersyukur ; dan yang demikian itu adalah baik baginya; dan jika dia ditimpa kesusahan, dia bersabar, dan yang demikian itu adalah baik baginya. Perilaku seperti itu hanya ada pada diri seorang mukmin.”
[HR. Muslim dan Ahmad]

“Demi Allah, tidaklah dunia dibanding akhirat melainkan seperti jari salah seorang dari kalian yang dicelup -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk- di lautan, maka perhatikanlah apa yang dibawa.”
[HR. Muslim ]

 “Seandainya harga dunia itu di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak mau memberi orang-orang kafir walaupun hanya seteguk air.”
[HR. Tirmidzi di shahihkan oleh Syaikh Al bani]

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.”
[HR. Ibnu Majah dan selainnya. An Nawawi mengatakan bahwa dikeluarkan dengan sanad yang hasan]

Kita serahkan semuanya kepada Allah, biar Allah yang mengurus, kita hanya wajib berusaha dan berdoa.

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا

“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian

Nabi Muhammad saw. tidak mengajarkan lisan umatnya untuk mencaci orang kafir, orang dhalim, orang fasiq, apalagi kaum muslimin. Itu semua adalah tipu daya setan.

Zuhudlah pada dunia, jangan tertipu dengan dunia. Yang “sesuatu banget” itu hanyalah Allah semata. Ketika menerima kegembiraan dari Allah jangan terlalu gembira, namun bersyukur. Hartanya digunakan untuk kebaikan. Yang tidak boleh itu meletakkan harta pada hati.

Zuhudlah apa yang ada di sisi manusia. Kalau hanya sekedar melihat tidak apa-apa, namun ketika dimasukkan dalam hati itu yang bahaya. Mari kita menata hati, yang selanjutnya kita serahkan kepada Allah swt.

Zuhud itu bahwa apa yang ada di sisi Allah itu yang diharap-harap. Akhirat itu yang lebih baik dan lebih kekal. Kita mengharapkan ridha Allah swt, kita mengharapkan ampunan Allah swt. Itu dibangun diatas keyakinan yang kokoh kepada Allah. Yakin & tawakal kepada Allah itu sangat penting. Sebagaimana tawakalnya burung. Kita yakin bahwa Allah akan memberikan rizqi. Sebagaimana Siti Hajar ketika ditinggal oleh Ibrahim AS di tanah tandus. Ibrahim tidak menengok-nengok, kemudian dia bertanya kepada Nabi Ibrahim, “apakah ini perintah Allah?”, dan Nabi Ibrahim pun mengangguk, kemudian yakinlah Siti Hajar. Yakin, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Namun Siti Hajar tetap berikhtiar.

Dalam kisah Nabi Yusuf AS, skenario Allah untuk memasukkan Yusuf ke dalam istana. Namun sebelum itu, Yusuf harus menghadapi berbagai macam ujian terus menerus, dibuang terlebih dahulu ke dalam sumur, dijual menjadi budak, difitnah, dan juga dipenjara.

[Pengertian zuhud]
1. Yakin bahwa apa yang disisi Allah lebih diharap dari apa yang ada di sisinya.
2. Jika seorang hamba ditimpa musibah dalam hal dunia, mengharap pahala hanya kepada Allah swt.
3. Keadaan kita ketika dicela atau dipuji dalam kebenaran itu sama saja. Itulah ciri bahwa seseorang begitu zuhud pada dunia. Menganggap bahwa dunia hanya suatu yang rendahan saja. Ia pun hanya sedikit berharap dengan keistimewaan dunia. Orang yang kondisinya ketika dicela atau dipuji sama menandakan bahwa hatinya tidak mengistimewakan makhluk.

Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.
[HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy]

Bahwa akhlak itu muncul secara spontan dari dalam diri, tidak dibuat-buat. Akhlak itu menunjukkan bahwa imannya baik. Akhlaknya Nabi Muhammad adalah akhlak Al Quran.

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, dan beramal untuk hari sesudah mati.

[Bagaimana agar senantiasa Mengingat mati]
1. Menjenguk orang sakit
2. Menyaksikan sakaratul maut dan membantu mentalqin.
3. Menyaksikan jenazah yang  sedang dimandikan dan melihat proses pemandiannya.
4. Mengantar jenazah, menyolatkan dan membantu menguburkan.
5. Ziarah kubur karena nabi bersabda : “berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.(HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)
6. Membaca Al Quran terutama ayat-ayat yang mengingatkan kita kepada kematian dan sakaratul maut.
7. Merenungkan uban dan penyakit yang diderita karena keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang hamba.
8. Merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan Allah sebagai pengingat seorang hamba.
9. Menelaah kisah-kisah orang terdahulu, dan kaum yang dilanda bencana.

[Manfaat ketika Senantiasa Mengingat Mati]

1. Memotivasi diri untuk mempersiapkan dalam menghadapi kematian
2. Memendekkan angan-angan
3. Menjadikan sikap zuhud terhadap dunia dan ridha dengan bagian dunia yang telah diraih walaupun hanya sedikit.
4. Mencegah diri berlebihan dalam harta dan bermegah-megahan
5. Sebagai penghibur seorang hamba dalam menghadapi musibah
6. Memotivasi diri untuk taubat
7. Melembutkan hati
8. Memotivasi untuk saling memaafkan

[Doa agar dapat zuhud]

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا

”Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah rasa yakin yang dapat meringankan berbagai musibah di dunia
[HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan]

[Doa agar diberikan kebaikan dunia akhirat]

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah perbaikilah agamaku, yang merupakan penjaga urusanku. Perbaikilah untukku duniaku, yang di sana terdapat kehidupanku. Perbaikilah untukku akhiratku, yang di sanalah tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai bertambah-tambahnya seluruh kebaikan untukku. Dan, jadikanlah kematian sebagai tempat peristirahatan bagiku dari segala keburukan.” [HR Muslim]

Orang yg baik adalah selalu menjaga diri dari kemaksiatan. Semoga kita menjadi orang yang lebih baik lagi.

[Tanya Jawab]
1. Bagaimana caranya kita menghindari rasa sombong, iri, dengki?
Kalau muncul rasa sombong, dengki akan muncul. Sombong itu muncul karena dia merasa memiliki sesuatu. Merasa bahwa fokusnya adalah dirinya. Misalnya kita diterima kuliah di UI, di UInya itu “sesuatu banget”. Dia merasa bangga dalam hati. Ketika melihat yang lain yang bukan mahasiswa UI, maka dia akan melihat itu bukan “sesuatu”. Sombong memiliki jabatan, maka dia akan sombong jika memegang jabatan itu. Ilmu itu dapat juga jadi kesombongan. Be humble jika kamu sudah memiliki sesuatu. Semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah swt. Menghilangkan sombong adalah dengan mengingat akhirat. Jangan sering-sering berdekatan dengan orang yang sombong. Ketika melihat dunia lihatlah orang yang di bawahmu, agar rasa syukur itu muncul, ketika melihat akhirat maka lihatlah ke atas untuk memotivasimu senantiasa berbuat kebaikan.

2. Zuhud itu batasannya seperti apa?
Zuhud itu letaknya di hati, misalnya kalau memakai jas niatnya agar terlihat lebih rapi daripada kumal, maka ini boleh. Namun jika niatnya untuk gagah-gagahan, itu yang tidak boleh. Maka pakailah pakaianmu yang bagus-bagus ketika kamu memasuki masjid. Dengan menggunakan baju ber-jas, rapi, dan bagus, menimbulkan kesombongan maka itu bukan zuhud. Contoh lain, misalnya kita ingin berangkat ke bandung: kalau kita naik kereta bagaimana dengan efisiensi waktunya? Ketika kita memiliki banyak kegiatan dalam sehari, pakailah yang optimal yang kita butuhkan. Tidak berlebihan juga tidak menyengsarakan diri. Maka ketika kita mau zuhud, kita serahkan kepada Allah. Ketika kita dicaci, dimaki biarkan saja, yang penting kita dapat bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat hanya kepada Allah. Kita berlaku seminimum mungkin kebutuhan kita. Karena zuhud itu letaknya ada di hati. Sesuaikan antara fungsi dan kebutuhan. Mari kita sama-sama memanfaatkan apa yang diberikan Allah swt kepada kita. Biarkan dunia lewat begitu saja. Jangan terlalu dipikirkan dalam hati, agar tidak menjadi orang yang sombong jika memilikinya.

Wallahu a’lam bishshawwab.

About Masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not span in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X